-->

[Re:Zero] Harapan Rem tentang Masa Depannya bersama Subara Episode 18: Membuang Kesempatan demi sebuah Harapan


Pada Episode 18 Re:Zero kita bisa melihat dimana pada saat itu Subara ingin mengajak Rem untuk pergi ke Kararagi untuk memulai hidup yang baru di antara mereka berdua yang merupakan kesempatan Rem untuk bisa hidup berdua bersama Subara, namun tidak seperti itu Rem malah menolak ajakan Subaru karena dia merasa jika saat itu dia memilih Subaru, dirinya akan kehilangan sosok Subaru yang dicintainya. Memperlihatkan betapa tulusnya cinta yang dimiliki Rem untuk Subaru walaupun keputusannya itu mungkin adalah kesempatan pertama dan terakhir untuk bisa hidup bersama Subaru. Berikut ini adalah ringkasan kata-kata dimana Rem membuang kesempatannya itu demi sebuah harapan.

"Subaru... Aku tidak bisa lari bersamamu.Karena kita harus tertawa bersama sambil membahas masa depan, kan?Aku pun sudah memikirkannya baik-baik.Setelah sampai di Kararagi, pertama-tama kita harus mencari dulu tempat menginap.Selama punya rumah dan pekerjaan, maka kita pasti bisa menjalaninya.Untungnya berkat kebaikan Tuan Roswaal, aku telah dibekali bermacam keterampilan.Jadi, walau berada di Kararagi pun, sepertinya aku bisa menemukan pekerjaan dengan mudah.Tapi, mungkin kamu harus mencari pekerjaan berat.atau bisa juga dengan membantu mengurusi hal-hal disekitarku.Setelah punya pendapatan stabil, kita bisa mencari tempat tinggal yang lebih layak lagi.Kira-kira selama setahun, kamu harus belajar untuk mendapatkan pendidikan dan keterampilan yang layak, agar nantinya bisa mencari pekerjaan tetap.Kita sama-sama bekerja, dan setelah terkumpul cukup uang, kita pun bisa membeli rumah baru.Mungkin kita juga bisa membuka kios, karena Kararagi adalah kawasan komersial yang sedang berkembang, aku yakin beragam ide fantastismu itu sanggup menjadi penopang hidup kita.Dan setelah bisnis kita stabil...A-aku agak malu mengatakannya... Kita bisa mempunyai anak.Dia pasti anak yang penuh semangat karena berdarah campuran antara iblis dan manusia.Entah itu laki-laki atau perempuan, kembar dua ataupun tiga, mereka pasti manis-manis.Walau aku yakin keseharian kita tidak akan selalu dipenuhi kebahagiaan, dan tidak mungkin semuanya akan berjalan sesuai dengan apa yang kudambakan.Mungkin nanti kita hanya akan dikaruniai anak perempuan saja, jadi mungkin kamu tidak akan memiliki sosok anak jagoan dalam keluarga kita.Ta-tapi, kalau nantinya anak-anak kita sudah mulai besar, lalu masuk masa puber dimana mereka mungkin akan bersikap dingin padamu, aku tetap selalu ada di pihakmu.Mungkin kita akan dikenal sebagai pasangan tua yang masih mesra di kalangan tetangga, karena kita selalu menghabiskan hari bersama-sama hingga akhir waktu...Sebelumnya, aku mau minta maaf kepadamu, tapi kalau bisa, aku ingin pergi terlebih dulu darimu.Tanganmu yang menggenggamku di saat aku berbaring di atas kasur, lalu dikelilingi oleh putra-putri kita dan juga anak mereka, sambil perlahan mengatakan, "Aku teramat sangat bahagia." dan menghembuskan nafas terakhirku...Aku ingin hidupku berakhir dalam selimut kebahagiaan paling indah.Kalau kamu benar-benar menginginkan masa depan penuh senyuman seperti itu, maka aku pun akan sangat bahagia bila bisa meninggal dengan cara itu...Selama aku bisa hidup bersamamu...Selama aku tahu kalau kamu menginginkan diriku untuk menemanimu pergi dari sini, aku merasa bahagia dari lubuk hati terdalamku.Tapi, aku tidak bisa.Karena aku yakin, kalau kita lari sekarang, maka aku akan meninggalkan Subaru, sosok pria yang sangat kucintai."
LihatTutupKomentar